Wednesday, January 9, 2008

Ber-SMS sambil mengemudi

Menelepon dan SMS saat menyetir adalah perilaku membahayakan. Terlebih lagi sopir itu tengah membawa penumpang yang banyak, seperti sopir bus TransJakarta.
Sikap inilah yang belakangan sering dijumpai pada pramudi TransJ, sebutan pengemudi bus berlambang elang itu, saat mereka bekerja. Tentu saja perilaku pramudi TransJ ini membuat khawatir pengguna angkutan busway.

"Sering saya jumpai. Malah pernah ada sopir busway yang menelepon sejak dari halte Harmoni sampai ke Jelambar," kata Yuni, pengguna bus TransJ koridor III, kepada detikcom, Rabu (9/1/2007).
Yuni heran dengan sikap pramudi busTranJ ini yang menelepon sambil membawa penumpang. Dia berniat mengingatkan sopir itu, namun karena takut akhirnya dia urungkan niatnya.

Hal yang sama diungkapkan Amie, warga Kalideres. Bahkan pernah suatu ketika, sopir bus TransJ itu tak lagi menelepon bahkan membalas SMS.
"Matanya tertuju pada handphone dan bukan ke jalan. Apa karena jalannya lurus tak ada halangan jadi dia seenaknya SMS-an," keluh Amie.
Amie meminta agar pengelola TransJakarta mengingatkan kepada pramudinya untuk tidak menelepon ataupun membalas, mengirimkan SMS saat mengemudi. "Apa menunggu ada kejadian baru diingatkan?" tanya Amie.

Badan Layanan Umum (BLU) TransJakarta mengaku sering menerima pengaduan tentang ulah sopirnya yang sering menelepon dan SMS ketika mengemudi. BLU TransJakarta juga telah memecat pramudinya yang ketahuan melakukan tindakan itu.
"Kita sudah banyak memecat sopir yang demikian. Tahun 2007 saja sudah sekitar 40 sopir yang kita pecat karen melanggar aturan termasuk main HP," kata Manajer Pengendalian BLU TransJakarta Rene Nunumete kepada detikcom, Rabu (9/1/2008).

Rene menyatakan, menerima telepon atau SMS sangat tidak dibenarkan ketika mengemudi. "Sudah ada itu prosedur operasionalnya. Itu sama sekali tidak dibenarkan," kata Rene.
Jika ada pramudi yang ketahuan melakukan itu, maka akan langsung diberi teguran SP1. Jika masih melakukan lagi dilanjutkan dengan SP2 dan kemudian SP3 yang berujung pada pemecatan.

Pihaknya, kata Rene, juga telah banyak menerima laporan dari pengguna TransJ. "Kita sudah banyak memberi teguran, terakhir sudah ada 20 pramudi yang kita tegur," ujar Rene.
Sebenarnya, kata Rene, perilaku kurang terpuji ini bukan hanya menelepon atau SMS saja. Tindakan itu antara lain, kebut-kebutan, menerobos lampu merah dan sering mangkir. [detikcom]

Lanjut...

Saturday, January 5, 2008

Tiang lampu pun dihajar

Bus Mayasari Bakti P-64 jurusan Pulo Gadung-Kalideres, Sabtu (5/1) pagi sekitar pukul 04.50, menabrak tiang penerang jalan yang berada di pembatas busway Jalan Daan Mogot KM 14, Cengkareng, Jakarta Barat.
Tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan yang terjadi tepat di depan Gedung Central Prima Motor itu, namun arus perjalanan bus TransJakarta yang melintas di lokasi sempat terganggu karena jalur tertutup tiang penerang yang roboh.

Herman (25), petugas patroli TransJakarta yang ditemui di lokasi mengatakan, saat peristiwa terjadi bus Mayasari Bakti naas bernomor polisi B-7365-BK tersebut tengah melaju dari arah Cengkareng dan hendak memutar balik ke arah sebaliknya.
“Sopir mungkin kurang kontrol dan menabrak tiang lampu hingga roboh dan menghalangi jalur bus yang mengarah ke Kalideres. Sopir beserta kondekturnya langsung melarikan diri,” jelasnya.

Untuk mengantisipasi kemacetan, petugas Unit Laka Lantas setempat beserta petugas derek dan patroli TransJakarta segera mengevakuasi tiang lampu yang menghalangi busway. Sementara itu, bus Mayasari Bakti yang rusak di bagian depan, diderek ke Unit Laka Lantas Jakarta Barat yang berlokasi di Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat. Polisi hingga kini masih mengejar sopir Mayasari yang dinilai bertanggung jawab atas kejadian tersebut. [Sinar Harapan]

Lanjut...